Halaman

Rabu, 30 Maret 2011

Maximum normal stress theory (MNST)


MNST didasarkan pada kegagalan material karena tegangan tarik (tension) atau tekan (compression). MNST disa diterapkan pada material yang memiliki relative kuat terhadap tegangan geser tetapi lemah terhadap tegangan tarik dan tekan.
                Untuk masalah beban statis. Kita menunjukkan tegangan principal positif terbesar dengan σmax dan tegangan principal negative terbesar dengan σ(c)max. untuk desaian yang didasarkan pada tegangan yield, dengan yield point tensile dan compressive Syp dan Syp(c), berturut-turut kita mempunyai persamaan
σmax ≤ Syp/N dan σ(c)max ≤ Syp(c)/N
N untuk angka keamanan (safety factor). Untuk desain dengan material yang nilai tegangan yieldnya kurang jelas bisa di pakai acuan nilai UTS (ultimate tensile strength)
σmax ≤ Su/N dan σ(c)max ≤ Su(c)/N
MNST sering digunakan untuk mendesain elemen mesin dari besi tuang (cast iron).  Besi tuang memiliki nilai tegangan yield yang kurang jelas, dan UCS (ultimate compressive strength) lebih besar dari UTS. Hubungan tegangan-regangannya tidak linear. Tegangan bending tidak diberikan persis dengan persamaan σx = Mz/I
Dan UTS berdasarkan σx(max) = Mc/I
Tidak akan sama dengan UTS yang berdasarkan tegangan langsung. Namun untuk menyederhanakan kedua persamaan tersebut umumnya yang dipakai.

Minggu, 13 Maret 2011

Klasifikasi proses permesinan

 
AJM : abrasive jet machining
CHM : chemical machining
ECG : electrochemical grinding
ECM : electrochemical machining
EDM : electric discharge machining
IBM : ion beam machining
LBM : laser beam machining
PAM : plasma arc machining
USM : ultrasonic machining
WJM : water jet machining

_P C Pandey & H S Shan. Modern Machining Processes. University of Roockee

Senin, 07 Maret 2011

Metalurgi Serbuk

Sejarah Metalurgi Serbuk
            Proses produksi logam secara metalurgi sebrbuk sudah cukup dikenal sekitar  abad ke – 18. Namun pada saat itu  logam yang paling banyak diproduksi dengan  proses ini sebatas emas dan perak. Hal itu mungkin dikarenakan logam ini memilki sifat komersial yang tinggi dan membutuhkan waktu yang paling lama dalam prosesnya. Dan ketika mesin pres tekan mulai dipergunakan, yakni pada sekitar tahun 1870, metalurgi serbuk berkembang kepada bahan-bahan logam lainnya.

 Defenisi Metalurgi Serbuk
            Metalurgi serbuk adalah suatu kegiatan yang mencakup pembuatan benda komersial, baik yang jadi atau masih setengah jadi (disebut  kompak mentah), dari serbuk logam melalui penekanan. Proses ini  dapat disertai pemanasan akan tetapi suhu harus berada dibawah titik cair serbuk. Pemanasan selama proses penekanan atau sesudah penekanan yang dikenal dengan istilah sinter menghasilkan pengikatan partikel halus. Dengan demikian kekuatan  dan sifat-sifat fisis lainnya meningkat. Produk hasil metalurgi serbuk dapat terdiri dari produk campuran serbuk berbagai logam atau dapat pula terdiri dari campuran bahan bukan logam untuk meningkatkan ikatan partikel dan mutu benda jadi secara keseluruhan. Kobalt atau jenis logam lainnya diperlukan untuk mengikat partikel tungsten, sedang grafit ditambahkan pada serbuk logam bantalan untuk meningkatkan kwalitas bantalan.  Serbuk logam jauh lebih mahal harganya dibandingkan dengan logam padat dan prosesnya, yang hanya dimanfaatkan untuk produksi massal sehingga memerlukan die dan mesin yang mahal harganya. Harga yang cukup mahal ini dapat dibenarkan berkat sifat-sifat khusus yang dimiliki benda jadi. Beberapa produk hanya dapat dibuat melalui proses serbuk; produk lainnya mampu bersaing dengan proses lainnya karena ketepatan ukuran sehingga tidak diperlukan penyelesaian lebih lanjut. Serbuk emas dan perak serta yang lainnya  telah lama dikenal dan penemuan pres tekan lainnya seperti pada gambar 1 menggalakkan perkembangan metalurgi serbuk.